Sinopsis: Tahun 2006: Amba pergi ke Pulau Buru. Ia mencari orang yang dikasihinya, yang memberinya seorang anak di luar nikah. Laki-laki itu Bhisma, dokter lulusan Leipzig, Jerman Timur, yang hilang karena ditangkap pemerintah Orde Baru dan dibuang ke Pulau Buru. Ketika kamp tahanan politik itu dibubarkan dan para tapol dipulangkan, Bhisma tetap tak kembali. Novel berlatar sejarah ini mengisahkan cinta dan hidup Amba, anak seorang guru di sebuah kota kecil Jawa Tengah. “Aku dibesarkan di Kadipura. Aku tumbuh dalam keluarga pembaca kitab-kitab tua.†Tapi ia meninggalkan kotanya. Di Kediri ia bertemu Bhisma. Percintaan mereka terputus dengan tiba-tiba di sekitar Peristiwa G30S di Yogyakarta. Dalam sebuah serbuan, Bhisma hilang selama-lamanya. Baru di Pulau Buru, Amba tahu kenapa Bhisma tak kembali. “Dengan novel ini, di mana adegan-adegan penuh gairah dan ketegangan berjalin kelindan dengan bagian-bagian sejarah yang penting, Laksmi Pamuntjak mengukuhkan dengan tegas dirinya sebagai salah satu penulis sejarah Indonesia terfasih.†—Profesor Saskia Wieringa, The Jakarta Globe “Novel ini amat kaya tekstur dan berlapis-lapis; sebuah karya yang menautkan secara canggih sejarah yang terhapuskan, kenangan hidup, dan mitos formatif tentang perang dan perdamaian…. Laksmi Pamuntjak menghidupkan kembali secara mengagumkan sebuah zaman pergolakan yang nyaris terlupakan, bersama semua korban dan pelakunya. Selama seminggu lamanya saya luruh seluruh dalam dunia novel ini, dan ketika saya keluar dari dalamnya, saya tetap masih merasakan sihirnya selama berhari-hari.†—Aamer Hussein, Novelis “Sebuah kisah cinta memukau yang di tutur kan secara anggun dan penuh gairah oleh salah seorang penulis paling cerdas dari generasinya, berlatar sejarah yang paling di ta bukan di tanah airnya sendiri.†—Ariel Heryanto, Associate Professor of Indonesian Studies dan Head of Southeast Asia Centre, The School of Culture, History and Language, Australian National University (http://gramediana.com/books/detail/20101140012-amba-sebuah-novel?locale=en)